Friday, February 26, 2010

BERLALUNYA 12 RABIULAWAL...BUKTIKAN CINTA

Ada sebuah kisah tentang cinta
yang benar2 cinta
yang di contohkan Allah
melalui kehidupan RasulNya..

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning,
burung-burung gurun enggan
mengepakkan sayap.

Pagi itu,
Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,
"Wahai umatku,
kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.
Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.
Kuwariskan dua hal pada kalian,
Sunnah danAl-Qur`an.
Barangsiapa mencintai Sunnahku, berarti mencintai aku.
Dan kelak orang-orang yang mencintaiku,
akan bersama-sama masuk surga bersamaku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh
menatap sahabatnya satu per satu.

Abu Bakar menatap mata itu denganberkaca-kaca,
Umar dadanya naik-turun menahan nafas dan tangisnya.
Utsmanmenghela nafas panjang
dan Ali Menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala
itu.
Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tandaitu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal dengan pantas menangkap Rasulullah
yangberkeadaan lemah saat turun dari mimbar.
Saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di
sana pasti akan menahan detik-detik berlalu,

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup, sedangkan di
dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba, dari luar pintu terdengar ada yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya kepada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah Ayahku, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur
Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia.Dialah malakul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri.
Tetapi Rasulullah menanyakan mengapa Jibril tak ikut menyertai.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasulullah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua
surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, mata beliau masih penuh
kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Jibril lagi.

"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku,
'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya," kataJibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan roh Rasulullah ditarik.
Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah
peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini," lirih Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril
memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?" tanya
Rasulullah kepada malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak
tertahankan lagi,
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat ai manuku, peliharalah shalat dan
santuni orang-orang lemah di antaramu"

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku,umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang membawa sinaran.
Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?
Allahumma shali 'ala Muhammad wabaarikwasalim 'alaihi.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
ya Rasulullah..kami umatmu...kami juga mancintaimu...
dan cinta itu..akan kami buktikan..

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Dr Ima said

kepada para pembaca..blog ini wujud atas dasar rasa ingin berkongsi cerita..mostly diambil dari pengalaman peribadi dan selebihnya diambil dari blog-blog yang terpercaya insyaAllah. semoga perkongsian ini berguna. jika tidak saya mohon dimaafkan kesalahan saya. jika ada yang nak copy dari mana-mana post dipersilakan. sesungguhnya yang baik semua datang dari Allah dan yang buruk itu datangnya dari kekurangan saya sendiri atas kehendaknya juga. wallahua'lam